Wednesday, February 3, 2016

7 Manfaat Gowes untuk Kesehatan



Akhir-akhir ini, minat masyarakat terhadap olahraga bersepeda terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari terus  bermunculannya komunitas olahraga bersepeda yang baru.
Bersepeda merupakan salah satu jenis olahraga yang menarik dan dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang status usia dan jenis kelamin. Beberapa penelitian bahkan telah menunjukkan sejumlah keuntungan dari aktivitas sederhana ini sebagai alat untuk mempromosikan kesehatan secara keseluruhan.

Ingin tahu lebih banyak apa saja manfaat kesehatan dari ngegowes? Berikut ini adalah ulasannya:

1. Bersepeda baik untuk jantung Anda: Olahraga bersepeda erat hubungannya dengan peningkatan kebugaran kardiovaskular atau kesehatan pembuluh darah dan jantung, serta penurunan risiko penyakit jantung koroner.

2. Bersepeda baik untuk otot-otot: Mengendarai sepeda sangat baik untuk mengencangkan dan membangun otot terutama di bagian bawah tubuh seperti betis, paha, dan bagian belakang.

3. Menjaga ukuran pinggang tetap ideal: Anda dapat membakar banyak kalori saat bersepeda, terutama ketika harus menggowes lebih cepat daripada biasanya. Bersepeda tidak hanya efektif dalam membantu Anda menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan metabolisme tubuh.

4. Perpanjang umur: Bersepeda adalah cara yang terbaik untuk meningkatkan umur Anda. Sejumlah riset menunjukkan bahwa melakukan aktivitas bersepeda secara rutin telah dikaitkan dengan penambahan usia, bahkan ketika harus disesuaikan dengan risiko cedera saat mengendarai sepeda.

5. Bersepeda baik untuk koordinasi: Aktif menggerakan kedua kaki untuk mengayuh, sementara kedua tangan mengendalikan kemudi merupakan praktik yang baik untuk melatih keterampilan koordinasi tubuh Anda.

6. Baik untuk kesehatan mental: Bersepeda telah dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mental.

7. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh: Bersepeda dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sekaligus menjadi alat proteksi terhadap jenis penyakit kanker tertentu.

Life is really simple, but we insist on making it complicated. Confucius

Sunday, December 7, 2014

Adventure Paraplegic at Bali 04-08 Desember 2014

Seiring dengan waktu berjalan , telah kutelusuri arti dan tujuan hidupku, dan kini aku telah melakukan apa yang ingin aku lakukan seiring dengan daya yang aku miliki atas anugerahMu dalam berkat dan perlindungan cinta dan kasih sayangMu, maka telah kugoreskan waktu untuk menandai setiap waktuku dalam pelayanan untukMu, dalam perjalanan ini telah aku niatkan energi dan perhatianku untuk melayaniMu dalam berkat sesama ciptaanMu, aku mulai bergegas berangkat dengan persiapan sederhana yang telah kurencanakan dalam mengisi waktu istimewa bagi ciptaanaMu yang sempurna meski berbeda dengan ciptaanMu lainya. dan mulailah aku berangkat menuju bandara juanda untuk mengawali perjalananku bersama semangat berkatMu.

Berbekal berkatMu dan bersama dengan doa dan semangat dari seseorang yang aku cintai dan sayangi aku berangkat untuk bersamaMU dalam pelayanan kemanusiaan ini, untuk itu seluruh energi pengalaman hidupku yang bersamaMu aku bangkit, bersamaMu aku teguh akan aku salurkan untuk membangkitkan saudaraku di pulau dewata bali yang dalam rangka hari disabilitas internasional ini merupakan kesempatan langka bagiku untuk bisa menjadi bagian dari tugas hidupku dalam pelayanan ini, terima kasih Tuhan telah memberi kesempatan ini kepadaku dalam pelayanan ini,semoga berkah tulisan ini aku awali dalam lindungan berkatMu, amin.

Dalam suasana sore yang sebentar lagi matahari tenggelam aku niatkan untuk berangkat lebih awal menuju bandara, tetapi kenyataan di jalan begitu membuat stress karena waktu di jalan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya kemacetannya dan sementara jam check in di bandara sangatlah ketat yang ditakutkan justru menggelayuti benakku, tapi aku yakin bahwa semuanya akan baik baik saja meski kecemasanku tidak dapat aku sembunyikan.

Sesampainya di bandara kecemasanku berangsur - angsur menurun karena telah berhasil sampai dalam waktu yang sangat kritis dan bersyukur perjalanan ini diberkati dengan bisa check ini tidak terlambat dan akhirnya aku berangkat dengan pesawat air asia dan go to bali pulau dewata yang telah menungguku.

Sesampainya di pulau dewata aku mulai bergegas dengan perbekalanku yang sederhana dengan satu tas isi pakaian dan perlengkapan lainnya yang biasa aku bawa saat bepergian, ada perbekalan obat obatan dan viatamin C yang tidak boleh lupa untuk menjaga staminaku agar tidak merepotkan banyak orang saat aku kecapekan, dan perbekalan lainnya yang menunjang aktifitasku dalam keterbatasanku sebgai paraplegi. Dalam benakku aku bersyukur telah mampu dan dimampukan serta dipantaskan untuk melakukan ini dan dipercaya salah satu lembaga sosial bertaraf internasional untuk bersama dalam memberikan pelayanan sesama difable di pulau dewata bali, dan dengan berbekal lembaga yang selama ini aku cintai dan aku banggakan sebagai lembaga difable yang mandiri dan memiliki misi visi kemandirian dalam kebersamaan yaitu YDMI yang menjadi kebanggaanku bersama dengan seluruh anggota yang dasyaaat aku menjadi bagian duta untuk bersama sama dengan puspadi bali dalam gerakan humanity nya untuk melakukan bedah rumah bukan biasa dan lainnya kegiatan kemanusiaan yang akan mengiringi perjalananku ini nantinya.

Sayup sayup terlihat dari kejauhan pak Latra yang dengan senyumannya sudah menungguku terduduk di lantai sambil membaca koran, bersama kita berjalan menunggu kedatangan pak Wayan yang menjemput kedatanganku dan menuju tempat puspadi bali untuk berisitirahat dalam mempersiapkan acara besok paginya dalam acara share karir difabelitas dalam dunia kerja bersama dengan anika linden center Dnetwork nya di rumah makan bumbu desa renon denpasar bali. Sebelum sampai di PUSPADI, kita bersama makan ayam goreng penyet.

Saat sudah sampai di tempat peristirahatan aku mulai merenungkan banyak hal yang biasa aku lakukan menjelang tidurku. Dalam setiap tidurku aku selalu berdoa untuk sesamaku dan diriku biarlah menjadi bagian dari saluran berkah bagi lebih banyak orang, dan hari ini hal itu telah terjadi lagi kepadaku dan besok aku akan share tentang kendala teknis dan kendala strategis difable dalam memasuki dunia kerja bersama-sama para difable lainnya yang sudah meniti karir dalam dunia kerja untuk bisa memberikan jalan berkah bagi sesama difable yang masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan dalam dunia kerja seperti yang aku telah alami bersama-sama dengan saudara difable lain besok di rumah makan bumbu desa renon bali. Banyak hal yang terjadi dalam hidupku dalam setiap pengharapanku aku selalu ingin melakukan pelayanan ini untuk sesama dan untuk itu dibutuhkan mental yang kuat dan dukungan moriil yang kuat pula dari orang orang disekitarku dan semoga energi ini juga dapat menjadikan inspirasi bagi sesamaku, meski tidak sedikit dari mereka yang mungkin merasa iri dan merasa kurang nyaman dengan apa yang aku lakukan, tetapi aku yakin dalam berkat Tuhan aku berjalan dan semoga siapapun yang membaca perjalanan ini akan tercerahkan meski tidak secara langsung dan yang aku tahu adalah inilah share perjalananku untuk sesamaku, semoga berkah dan sampai jumpa keesokan hari untuk share di rumah makan bumbu desa renon bali.
Pagi hari itu sungguh matahari bersinar cerah seiring harapan setiap insan yang lagi berusaha dalam hidupnya dalam keberdayaannya, mulailah perjalanan awal menuju ke rumah makan bumbu desa renon denpasar bali dimulai.

Acara dimulai dengan peserta divable karir dalam dunia kerja sejumlah tigapuluh orang dengan sambutan dari Mr Joseph dan moderator. Miss Suri dibantu dari pihak BEDO oleh Mr Jeff berlangsung sungguh rinci dan detail mengupas kendala dan hambatan hambatan teknis yang dihadapi saudara difable dalam menapaki dunia kerja dan kesimpulannya adalah semua permasalahan yang terjadi dan penyelesaiannya di tampung oleh pihak BEDO, saat itu juga terbentuk SASA adalah Sahabat Saya sebuah Body System dimana body ini yang membantu pekerja yang mengalami kesulitan di lingkungan pekerjaannnya, dan saya juga menjadi salah satu volunteernya. Keikutsertaan volunteer di sertai dengan diberikannya boneka SASA.


Banyak hal yang aku dapatkan dari share tersebut, hingga aku banyak kenalan untuk menjalin persahabatan diantara sesama difable yang menghadapi dunia kerja dan dunia profesional yang setara dengan non difable yang menjadi tantangan tersendiri dalam mengahadapinya dan kami akan membuat dunia kerja dapat menghargai setiap kemampuan yang memiliki khas profesional tersendiri bagi para penyandang disabilitas yang bukan menjadi hambatan dalam berkarya dan bukan menjadi rintangan dalam memasuki dunia kerja tetapi justru inilah tantangan dunia kerja yang mampu memberdayakan disabilitas dalam berkarya dan bisa menjadi lebih hebat dan lebih pantas mendapatkan penghargaan dalam setiap bidang yang dikuasainya.



Untuk itu wahai saudaraku difable mandiri indonesia, ayooo bangkit dan raihlah mimpimu yang sudah lama terpendam dan kini saatnyalah mimpi itu kita raih bersama dan dobrak hambatan itu dengan penuh rasa percaya diri akan kemampuan yang sudah kita miliki dan masukilah dunia nyata yang penuh dinamika dan menggairahkan dalam menjalaninya yang terpenting adalah just do it and you can dan lakukanlah dengan penuh integritas dan kepribadian yang penuh tanggungjawab.
Ini adalah sebgaian kecil dari saudara saudara sesama divable yang sudah berkarir di dunia kerja dan ini adalah nyata dan bisa menjadi contoh semangat dan ternyata kami bisa, dan jika kami bisa maka kalian juga pasti bisaaaaaaa ayoooo semangat dan raihlah mimpi kalian dengan kemampuan kalian yang dasyaaaaat.


Setelah acara itu berlangsung maka kami saling bercerita pengalaman kami masing masing dan terus bertekad untuk terus menyemangati sesama difable untuk terus berusaha dalam memasuki dunia kerja dunia profesional yang semakin terbuka kesempatan itu untuk kita,, kemudian dilanjut kami bersama - sama rombongan dari puspadi bali diantaranya adalah Sang Ayu, Agustini, Wayan Diatmika kembali ke Kantor Puspadi. Sekitar jam 16.00 saya, Pak Santosa, Selvie, abi, Mrs Juliet dari England menuju karangasem kediaman bapak latra direktur puspadi bali tempat camp untuk persiapan acara bedah bukan rumah biasa yang menjadi program puspadi dalam memberdayakan difable yang pada kesempatan ini adalah rumah seorang janda difable paraplegi dengan anak anaknya yang kecil - kecil yang bertempat di amed karangasem bali.

Sambil dalam perjalanan menuju karangasem aku mulai berdoa sore itu atas berkat hari ini aku telah melakukan sesuatu yang sebetulnya dulu menjadi impianku dan ternyata hari ini telah menjadi kenyataan dan inilah wujud mimpi seorang pucca yang menjadi kenyataan dalam kepasrahan berkat untuk terus menjadi saluran berkah bagi lebih banyak orang dan semoga disetiap perjalananku selalu diberkahi, aamiin.

Dalam kebersamaan itu kami saling berbagi dalam perjalanan hingga sampai di kediaman bapak latra, di karangasem, Saat kami sampai di rumah pak latra disambut hangat oleh Pak Latra yang baru selesai mandi, istri dan ke 4 anaknya, suasananya sangat mengasyikkan malam itu juga kita makan bersama yang kebetulan adalah hari ulang tahun dari pak latra, masakan yang dibuat dari hasil sawah pak Latra, istrinya memasak dengan enak. Malam itu tidak terasa kami harus tidur, dan harus bangun pagi karena harus berangkat jam 07.00.

Dengan para volunteer dari berbagai negara kami bersama sama menuju keesokan harinya ke tempat kegiatan yang menjadi sasaran pelayanan bakti sosial bedah bukan rumah biasa di daerah perbukitan dan pastinya tidaklah akses untuk kursi roda tetapi sangat akses bagi kebersamaan dengan saling bantu untuk gendong dan angkat kursi roda hingga sampai pada setiap tujuan aktifitas. Rumah itu akan dibedah dan direnovasi untuk bisa layak ditempati dan akses untuk aktifitas keseharian bagi difable sang paraplegi dengan anak anaknya.

Tak lama kemudian kami pun sampai di lokasi dan mulailah pasir, semen, batu dan bahan material pun datang untuk siap kami olah untuk jadi sebuah bangunan yang layak bagi penghuninya, wkwkwkwkwwk dan akhirnya pun aku meraih skop dan mulai memindahkan pasir ke tempat saringan pasir yang akan dijadikan adonan dengan semen dan air untuk dijadikan luluh untuk melengketkan batu bata yang akan disusun menjadi tembok dan skopnya ternyata sangat berat dalam tenaga ku yang hanya mengandalkan kekuatan punggung tulang belakang saja, tapi aku menikmatinya dalam udara yang cerah dan matahari yang terik di siang itu sambil keringat dan panas serta bersama sama dalam gotong royong bahu membahu membangun rumah itu dari saudara saudara difable lainnya juga semangat luar biasa dan disinilah aku belajar betapa berat dan sulit jika kita lakukan itu sendirian dan mengapa tidak kita melakukannya bersama sama hingga berdirilah bangunan kebersamaan itu dalam misi kemanusiaan utnuk keberdayaan difable.





Tenaga kami sangatlah terbatas tapi dengan semangat yang tak terbatas akhirnya kami bisa menuntaskan bersama-sama untuk membedah rumah sampai layak huni bagi difable paraplegi beserta anak anaknya.
Dalam benaku ternyata aku bersama - sama dengan saudara saudara difable bisa melakukan banyak hal dalam kemanusiaan dan dalam bakti sosial ini dan meski terbatas tenaga dan kemampuan mobilitas ternyata tidak menghalangi ku dalam berbuat sesuatu untuk sesamaku, ya Tuhan inilah berkatMu yang bisa aku lakukan untuk saluran berkat yang tiada tara agungNya dari Mu.
Sungguh suasana itu sangat akrab dalam kebersamaan, dan suasana yang sangat langka terjadi dalam seni kehidupan ini, banyak diantara kita yang terlena dengan banyak urusan dunia dan urusan diri sendiri ternyata masih banyak dari saudara saudara kita yang lebih parah dari kita dan membutuhkan dorongan dan dukungan moril maupun materiil yang kita punya dan inilah saatnya berbagi dengan sesama dalam suasasna apapun dan diwaktu yang tepat hal ini bisa terealisasi, dengan profil seorang janda paraplegi dengan anak anak yang masih kecil dan memputuhkan banyak uluran tangan dari lingkuangannya maka dengan kebersamaan ini dapat memberikan dorongan sosial bagi lingkungannya untuk juga memperhatikan dan peduli terhadap sesamanya yang membutuhkan uluran tangan jiwa jiwa sosial yang ada disekitarnya, agar lebih mandiri dan lebih terhormat sebegai bagian dari lingkungan sosialnya.


Dalam aktifitas humanity ini aku belajar banyak tentang kehidupan atas hikmah dan berkah yang aku terima waktu itu, banyak yang sebetulnya yang bisa kita lakukan untuk sesama meski kita difable dan masih banyak saudara saudara kita yang juga membutuhkan uluran tangan dari kita untuk berdaya dan diberdayakan agar kemandirian dan kebersamaan itu bangkit dari lingkungannya. Dalam benakku juga terbersit bagaimana seandainya aku seperti dia, yang paraplegi dengan keadaan tak beardaya dan hidup dalam lingkungan sosial yang kurang peduli, untuk itulah kepeduliaan itu aku ingin bangkitkan agar di kehidupanku kelak akan juga bisa menghadapi hari tuaku, dan menghadapi hari hari dimana aku harus selalu dekat dengan penciptaku agar ketika aku kembali kepadaNya maka aku tetap dalam keadaan berdaya dalam keberkatNya, amin.

Aku selalu bersyukur dalam berkahNya, aku diberi keberdayaan untuk bisa berbagi dan aku diberi orang orang terdekatku yang sangat menyayangiku meski banyak hal yang membuatku harus menahan diri untuk dapat lebih dari rasa sayang dan cinta itu dalam keterbatasanku, dan inilah duniaku yang aku bangun dalam berkahNya dan aku hanya memohon agar setiap waktu dalam hidupku aku bisa melakukan banyak hal untuk menjadi saluran berkah bagi lebih banyak orang dan aku bisa mengenal rasa cinta dan kasih sayang dan bisa merasakan kasih sayang itu lebih dari yang aku harapkan, semoga berkah untuk setiap jalan yang ku pilih dan kutempuh meski banyak tantangan dan hambatan dalam keterbatasanku.

Dalam benakku juga aku selalu bermimpi untuk bisa membangun kehidupanku dalam cinta dan berkahNya, meski banyak hambatan untuk bisa mewujudkan mimpi itu tapi aku sangat menikmati duniaku ini aku akan selalu setia dalam cinta doa dan kasih sayang yang telah aku curahkan untuk seseorang yang aku telah pilih dalam dunia kasih sayangku , dan aku selalu berdoa juga untuknya agar selalu diberkati dalam rangkuman kepedulian terhadap sesama difable yang diperjuangkan bersama dalam setiap gerak hidup dan kehidupan, meski demikian inilah warna hidupku , inilah dinamika hidupku yang selalu aku panjatkan dalam berkatMu. Banyak pelajaran yang aku petik dalam perjalanan ini, dan inilah berkah yang aku bagi untuk kita semua dalam catatan ini semoga berkah ini menjadi berkah kita semua, amin.

Di setiap perjalanan ini aku sangat menikmati dengan kebersamaan saudara saudara di puspadi dan mereka juga sangat peduli dengan banyak membantu saat keadaan kurang bersahabat dan kurang akses maka mereka membantu mengangkat dan bahkan menggendong hingga aku pun dapat beraktifitas seperti mereka dengan membantu sesama dalam bakti sosial ini, meski kekuatanku hanya bertumpu pada punggung tulang belakang tapi semangatku tidak akan pernah lelah untuk menuntaskan aktifitas ini hingga tuntas bersama sama dengan mereka. Rasa capek dan letih karena aktifitas fisik yang menguras tenaga tidak dapat menggantikan semangatku yang terus membara hingga selesainya bedah rumah itu sampai akhir sorenya kami kembali ke kediaman pak latra untuk berisitirahat dan menyantab makanan asli karang asem bersama - sama dengan rombongan saudara saudara puspadi.

Saat malam tiba, aku pun mencoba untuk berisitrahat dengan banyak mengingat pengalaman hari ini sebgi pelajaran hikmah buat kehidupanku, aku sangat berfikir ketika saat aku tua nanti apa yang akan aku alami dalam keterbatasanku, dan saat inilah aku harus yakinkan diriku bahwa aku selalu bersama dengan Tuhanku, yang selalu memberkatiku dalam damai dan sejahtera hidupku, aku yakin pastilah ada orang yang akan peduli dan menyayangiku untuk seluruh hidup dan kehidupanku, untuk itu saat ini yang bisa aku lakukan atas dasar cinta dan kasih sayang karena Tuhan ku, semoga dihari tuaku kelak aku akan mendapatkan jaminan kelayakan hidupku dari berkat Tuhan, amin.

Dalam kesendirianku saat itu sungguh membuatku sedikit galau dengan mencermati peristiwa hari ini dengan belajar banyak dari kehidupan mereka yang sungguh sangat memilukan dan inilah saat saat yang paling aku benci meski aku harus tetap tegar untuk menyongsong hari depanku dengan penuh rasa syukur , namun saat pertanyaan itu muncul untuk apa aku melakukan ini, untuk siapa aku melakukan ini, dan jawabannya adalah yang saat ini bisa aku jawab bahwa semua ini aku lakukan hanya untukMu, semoga berkatMu selalu untukku dalam menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi dalam hidup dan kehidupanku, hanya denganMulah aku bisa merajuk, dengan Mu lah aku memohon dan cintailah aku dalam rangkuman berkahMu, amin

Untuk hari ini aku sangat bersyukur bisa melakukan sesuatu yang sebelumya tidak pernah aku pikirkan tapi ternyata aku bisa melakukannya dalam pelayanan yang membuat imanku sangat semakin kuat agar segala sesuatunya akan diberkati olehMu, dan untuk besok akan ada cerita yang lebih dashyat lagi karena besok agendanya akan mengunjungi penyandang paraplegi akibat jatuh dari pohon angka yang setiap harinya memang yang bersangkutan bekerja untuk memanjat pohon nangka untuk dijual dan karena sesuatu hal orang tersebut jatuh dan berakibat jadi penderita paraplegi, dan sudah beberapa kali melakukan bunuh diri karena keadaannya, dan besok saatnya memberi motivasi untuk berkarya dan untuk selalu berdaya dalam berkah waktu tersisa untuk tujuan darma dan bakti dalam hidup dan kehidupan.

Keesokan harinya aku bangun lebih pagi dan mulai bersih bersih diri serta mempersiapkan diri untuk memulai perjalanan pagi ini bersama sama dengan rombongan puspadi, setelah kami sarapan ala alam karang asem maka kami bersemangat menuju lokasi yang ternyata perjalanannya sungguh seperti perjalanan alam terbuka berbukit bukit dan berada di kampung atas bukit perkebunan nangka yang luar biasa, disana ada penghuni salah satunya adalah pak i made darma, penderita paraplegi yang akibat jatuh dari pohon nangka, dan beberapa kali melakukan bunuh diri tapi tidak berhasil lulus wkwkwkwkwkwkwk, akhirnya kami berbagi pengalaman dan motivasi untuk bisa menatap masa depan kami bersama dalam kemandirian dan keberdayaan untuk tetap berusaha dalam sisa keberdayaan kami, kelumpuhan separuh dari fisik kami yang sangat merepotkan dan kurang beruntungnya untuk bisa merasakan sedikitpundari sistim syaraf agar kami bisa merasakan betapa beratnya badan kami betapa beratnya langkah kamipun tidak kami dapatkan, tetapi kami bisa melakukan banyak hal seperti beraktifitas utnk berbuat dan berkarya sebisa mungkin dalam keberdayaan yang ada, dan kami sepakat untuk tetap saling menyemangati dan saling doa mendoakan dan support untuk tetap menjalani kehidupan dan kehidupan ini sebagaimana mestinya.



Banyak pelajaran hidup dimana jauh dari kota, jauh dari kelayakan aksesiblitas tapi mereka masih bersemangat untuk tetap hidup dan menjalani kehidupan dengan keberdayaan yang tersisa, dan bagaimana dengan kehidupanku yang berada di kota yang masih banyak akses yang bisa ku jalani, sungguh ini membuat diriku semakin bersyukur dalam keadaan sepertai ini aku masih bisa melakukan hal hal yang mungkin jarang dilakukan oleh kebanyakan orang, dan semoga ini menjadi berkah bagiku utnuk bisa tetap tegar dalam menjalani waktu yang tersisa dalam hidupku.



Jika perjalanan ini bagiku sangat melelahkan tapi sangat berhikmah bagi arti dan makna hidupku, aku sering nekad untuk bisa membangun dunia dan kebahagiaanku meski berbeda dengan kebanyakan orang tapi aku sangat bersyukur dan sangat menikmati dunia dan kebahagiaanku ini bersama dengan orang yang aku cintai dan sayangi agar aku bisa menemukan makna cinta dan kasih sayang sejati dalam hidup dan kehidupan ini baik dalam kehidupan cintaku maupun kehidupan imanku. Banyak sudah yang aku alami meski waktuku sedikit untuk bisa merajut sebuah cerita perjalanan namun aku berusaha setiap perjalanan akan aku maknai menjadi perjalanan cinta dan imanku agar setiap perjalananku diberkati untuk bisa mendapatkan kesejahteraan kebahagiaan dariMu, sungguh aku memohon untuk bisa selalu dalam rangkuman berkatMu, dan berkahilah selalu hidupku bersama dengan cinta dan kasih sayangku,, inilah kebehagiaan yang aku bangun atasMu, dan dengan berkat dan perlindunganMu aku bangkit dan berdaya.

Saudara saudaraku semoga catatan ini akan menjadi berkah bagi kita dan semoga sedikit pengalaman perjalanan ini bisa menjadikan kita belajar banyak hal dan kejadian demi kejadian akan menjadi berkah bagi kita untuk meningkatkan rasa syukur kita di setiap waktu atas anugerah hidup dan kehidupan yang telah diberikan kepada kita, semoga ini menajdi cerita perjalanan yang bisa menginspirasi, amin. Setelah terik matahari berada diatas kepala maka kami rombongan berpamitan untuk menuju pada lokasi snorkling yang sudah direncanakan oleh para rombongan puspadi bersama dengan para relawan voluntir dari inggris dan kawan kawannya. Namun kami yang pengguna kursi roda tidak bisa mengikuti karena lokasinya sangat tidak akses untuk kursi roda namun semangat itu tetap seperti mengikuti snorkling mereka meski aku hanya menunggui di tempat parkir bersama dengan sopir dan anak anak yang bermain disekitar kami parkir dengan anak ayam dan induknya yang lagi bermain pasir hehehehe tapi itu tidak menyulutkanku untuk terus mensyukuri setiap waktu yang aku habiskan untuk aktifitas kemanusiaan ini bersama dengan puspadi dan para voluntirnya dari mancanegara.


Setibanya di denpasar maka kembali aku berisitirahat di tempat puspadi , dan disanalah aku mulai merinci setiap perjalanan selama di pulau dewata ini untuk bisa mengambil hikmah dan nilai hidup agar aku bisa senantiasa bersyukur atas nikmat dan anugerahNya. Malam semakin larut dan tubuhku aku rebahkan di tempat tidur dalam letih, dalam lelah, namun penuh dengan rasa syukur akan berkatNya, aku sangat bahagia hari ini , aku sangat bahagia malam ini dalam renunganku malam ini dalam doaku malam ini aku memohon terima kasih Tuhan, telah memberikan setiap anugerahNya kepadaku dalam keadaan yang aku sangat kuasai dan aku akan terus berdaya dalam berkatMu, tunjukanlah jalan untuk selalu ada bersamaMu dan akan aku jalani hidup dan kehidupan ini untuk selalu menajdi saluran berkah bagi lebih banuak orang, Tuhan, raihlah aku untuk selalu dalam rangkuman BerkatMu, amin, dan pagipun datang matahari bersinar dalam harapan setiap insan, melaju cepat kendaraan ini membawaku menuju bandara ngurah ray dan akhirnya aku pun tiba di bandara juanda dan selamat datang kehidupan nyataku di surabaya, aku kembali dalam format pucca yang baru dalam siraman iman dan cinta dalam kemanusiaan, dan saat tulisan ini kuselesaikan aku sudah berada dalam meja kerjaku di kantor dengan semangat yang luar biasa dan dengan cara pandang terhadap hidup dan kehidupan lebih mensyukuri nikmat dan selalu mengambil hikmah dari setiap perjalanan hidupku, semoga tulisan ini bisa memberikan tambahan nilai dalam kehidupanku, dan semoga aku selalu dalam rangkuman kasih sayangNya, amin

Monday, November 24, 2014

History of Wheelchair Basketball

Birth of the Sport

The sport of wheelchair basketball emerged out of the Second World War (1939-1945). As a result of this global conflict, society was confronted with an unusual number of people with physical disabilities. Following the war, many veterans with disabilities were placed in hospitals for rehabilitation and many still possessed a desire to participate in sports.
The philosophy of the day was adaptation of particular sports as viewed through the eyes of rehabilitation staff. Basketball was perceived to be one of the most adaptable team sports, and was played in various parts of the world in the early 1940's.
The first documented game of wheelchair basketball was played on November 25, 1946 by a group of veterans in the United States.

Sir Ludwig Guttmann

Sir Ludwig Guttmann is known as the founder of the Paralympic Movement. He was given the task of starting a spinal cord injuries centre at Stoke Mandeville Hospital in Aylesbury, England. The British government funded the operation in 1944 with the view of having the second front assist individuals to cope with their disability, regain dignity and independence that may have been lost, and become happy, healthy and respected members of the community.
Guttmann organized the first Stoke Mandeville Wheelchair Games in 1948, a competition that featured organized wheelchair sports, including wheelchair netball – a distant cousin of wheelchair basketball. For his efforts, Guttmann was recognized as an early pioneer.
Four years later, in 1952, competitors from the Netherlands joined the Stoke Mandeville Wheelchair Games and an international movement was born. The annual event would become known as the International Stoke Mandeville Games, a predecessor to the modern-day Paralympic Games.

Tuesday, November 18, 2014

Kegiatan Konsolisidasi yang diadakan YDMI di Trawas.



     YDMI adalah Yayasan Difabel Mandiri Indonesia yang berkedudukan di Tangerang pada tanggal 15-16 November 2014 kemarin mengadakan acara di Trawas Mojokerto dengan Tema MENEMBUS BATAS KETERBATASAN DALAM KEMANDIRIAN DAN KEBERSAMAAN dengan peserta yang hadir sejumlah 60 Orang yang berasal dari Jepara, Ponoroho, Nganjuk, Jember, Tuban, Malang, Palembang, Bandung, Gresik, Mojokerto, Bekasi, Tangerang, dan Bali. 

    Mereka hadir dengan kesadaran kemandirian. Mereka menuju ke lokasi Trawas bener bener mandiri, dengan biaya sendiri dan memikirkan transportasi sendiri. Suatu acara yang dapat menunjukkan bahwa mereka mandiri.  Mereka bersatu dalam kebersamaan, makan bersama dan melakukan kegiatan bersama.

     Anggota tersebut bukan hanya dari satu jenis kecacatan saja tetapi dari berbagai kecacatan seperti tuna rungu, tuna netra, CP, tuna daksa dan paraplegi. Dengan berbagai kedifabelan ini mereka menunjukkan semangat kebersamaan, karena apa yang menjadi kesulitan teman mereka akan membantu, misal : paraplegi yang kesulitan menaiki tangga maka tuna netra yang membantu menaikan kursi roda nya dan sebaliknya tuna daksa yang menuntun tuna netra. Suasana yang penuh keakraban dapat dirasakan di acara ini.

     Mereka sepakat untuk menunjukan bahwa stigma yang ada di masyarakat adalah salah. Mereka dapat mandiri dan mereka sudah menunjukkan hal tersebut. Mereka sebagian besar memiliki usaha secara mandiri. Dalam acara tersebut ada acara pembongkaran mental block, suatu acara yang membongkar block dalam diri mereka, yang mungkin mengikat dalam mereka karena keluarga, diri mereka atau dari lingkungan mereka. Dengan adanya acara ini, mereka lebih yakin melakukan segala sesuatu dengan yakin YES I CAN.

Didalam acara tersebut ada penandatangan kerjasama antara YDMI dengan PUSPADI Bali dibawah Pak Latra Negah ( Direktur ). 

 
Acara pembukaan dengan kata sambutan dari ketua YDMI Pusat yang dilakukan oleh Pak Subandi Bonmat.



Acara berkumpul di taman bagi mereka untuk memberikan kesan kesan mereka untuk YDMI dapat wujudkan.


 Foto bersama saat hari terakhir, mereka akan pulang ke kediaman masing – masing , saat ini terasa suasana yang mengharukan , saling tangis seakan mereka tidak ingin berpisah satu dengan yang lain. Padahal hanya 1 malam di Trawas, sudah terasa lama mereka saling berjumpa.


Sedikit saya berikan gambaran mengenai YDMI ini,
Yayasan Difabel Mandiri Indonesia ada atas sadar kami, para penyandang Difabel untuk berbagi dan berkarya dalam kemandirian.

Visi :
Yayasan Difabel Mandiri Indonesia adalah Mewujudkan Kesejahteraan Hidup Penyandang Disabilitas Dalam Inklusifitas Masyarakat Indonesia

Misi :
1. Melayani seluruh penderita disabilitas tanpa memandang suku, ras, agama, antargolongan dan    
    fisik.
2. Memberikan informasi yang spesifik melalui teknologi & motivasi agar bermanfaat bagi seluruh
    penyandang disabilitas
3. Mendobrak budaya yang ada di Indonesia agar menghargai penyandang disabilitas sebagai
    manusia yang setara.
4. Mendukung Kemandirian para penyandang disabilitas dari segala segi dengan informasi &
     teknologi.

Website : ydmi.intelove.com
Email : ydmi@intelove.com
Alamat Sekretariat : Jl. KH. Agus Salim Gg. Masjid I No. 37 RT. 002 / 006 Poris Plawad Kota Tangerang 15141 Telp. : 021 5573 1875

Wednesday, October 29, 2014

'TIRED" POEMS

"Tired"

Kata itu yang terungkap dalam batin.
Di depan manusia, seberapa usaha kita untuk membuktikan keberadaan.
Tetapi yang ada hanya kekecewaan.
Mereka hanya melihat apa yang dapat dilihat.
Yang didalam hati siapa yang tahu??
Ingin rasanya aku berteriak keras.

Ingin rasanya sejenak menghilang dari semua ini.

Memiliki waktu  untuk sendiri.
Ingin rasanya tenggelam dalam lautan damaiMu.
dan tidak ingin beranjak dari sana.

Lebih baik 1 hari berada dalam rumahMu
Daripada 1.000 hari di tempat lain.
Lebih baik menimba air kehidupan,
Daripada memperoleh kebahagiaan duniawi.

Ingin rasa aku menyerah, tetapi Engkau yang mengutus aku.
Berilah aku kekuatan untuk menjadi Garam dan Terang Dunia.