“Leader dan
Followers berada di dua sisi mata uang, it’s not only about leader, tapi
juga bagaimana memproduksi followers yang bagus untuk menghasilkan
seorang good Leader,” tutur Handry Satriago dalam Diskusi HR Cafe dengan
tema How to Groom Leaders yang diadakan di Tea Addict Lounge, Jakarta
Selatan.
Menurut
Handry selama ini perusahaan lebih fokus mempersiapkan bagaimana membuat
Leader-Leader yang bagus, tanpa menyentuh aspek lain, dan hal itu adalah cara
yang salah. “Kita tidak boleh melupakan 3 Things, yaitu Leader, Followers, dan
Situation. Semuanya sama-sama penting,” ujarnya.
Mengapa
Followers penting? “Karena bad leader tidak akan mampu menjalankan
hal-hal yang bad, jika dia tidak mempunyai bad followers,” ujar
Handry yang mencontohkan kasus itu dengan kejayaan Hittler, yang bisa
mempengaruhi followersnya. Untuk itu, perusahaan perlu menyiapkan followers sama
pentingnya dengan Leader. Lalu followers seperti apa yang dibutuhkan
organisasi? “Follower yang tidak selalu setuju dengan Leader, yang kadang
bersebelahan dengan Leader, yang berani mengatakan pendapatnya,”jawab Handry.
Keterbukaan
seperti itu harus didorong oleh Leadernya, ciptakan culture yang bisa
membuat Followers berani mengemukakan pendapatnya. “Mereka (followers) harus
berani bilang apa yang mereka rasakan. Buat saya demokrasi dalam organisasi itu
terjadi sebelum keputusan diambil, dan setelah diambil, baru leader yang
menjalankan, “ tegas Handry.
“Every
employee is a leader and follower secara bersamaan,” Handry menguak proses
itu yang terjadi di GE selama ini. Bagaimana followers menjadi bagian
dari keberhasilan maupun kegagalan perusahaan.
Mengembangkan
followers tentunya akan meningkatkan performa mereka, bagaimana bila
keberhasilan followers di luar dugaan dan bagaimana pengaruhnya bagi leader?
“Bagi saya, apa yang membuat saya Happy adalah melihat followers
yang saya bangun menjadi jagoan,” ujar Handry. Ketika ditanya, nanti posisi
bapak kegeser? “It’s okay, i’m very proud jika saya punya followers menjadi
bintang,” imbuh Handry, presiden GE Indonesia.
Pada
kesempatan diskusi yang dihadiri sekitar 100 peserta itu Indra Kurniawan dari
Kubik Training juga menambahkan bahwa Leader memang tidak selalu benar dan
semua leader pasti membutuhkan followers. Karena itu sebagai praktisi HR,
sebaiknya memiliki knowledge dan value untuk menjembatani leader dan followers.
“HR menurut
saya adalah arsitek dalam organisasi, mereka yang mendesain apa kebutuhan , dan
apa yang akan dibangun, dari leader dan followers,” ujar Indra.
No comments:
Post a Comment